Add atau Follow ya!

Premium WordPress Themes

Rabu, 12 Januari 2011

biografi cristian gonzales (el loco) Christian Gérard Alvaro González

http://3.bp.blogspot.com/_YkWCbbX3Dkc/TQ6D_nVYWnI/AAAAAAAACw0/Qb0Lvcudb2Y/s1600/images.jpgChristian Gérard Alvaro González lahir di Montevideo, Uruguay, 34 tahun silam. Ia adalah pesepakbola berdarah asing pertama yang bermain di tim nasional Indonesia melalui proses naturalisasi.
Christian Gonzales memulai karirnya di Indonesia pada tahun 2003 silam. Klub labuhan pertamanya di Indonesia adalah PSM Makassar. Di klub tersebut, Gonzales menunjukkan ketajamannya dengan mencetak 27 gol selama satu musim, sekaligus mengantar klub tersebut menjadi runner up (juara 2)  ISL. Namun di musim berikutnya, Christian dikenai sangsi larangan bermain selama semusim dan denda Rp. 20 juta oleh PSSI, karena memukul seorang offisial dari tim Persita Tangerang.
Setelah bebas dari skorsing, Christian memperkuat tim Persik Kediri pada tahun 2005. Selama 4 tahun membela klub tersebut, ia mencetak total 100 gol dari 102 pertandingan dan menjadi top skorer Liga Indonesia selama dua musim berturut-turut (2005 dan 2006). Pada tahun 2006, Christian Gonzales dinobatkan sebagai pemain termahal Indonesia  dengan gaji mencapai Rp 1,2 miliar per tahun.
Ketajaman Christian Gonzales berbanding lurus dengan keberingasannya. Di tahun 2008, ia kembali diskors oleh PSSI karena tindakan tidak sportif. Pada tahun yang sama pula, pemain yang mendapat julukan El Loco (Si Gila) ini mengalami konflik dengan manajemen Persik. Pasalnya krisis finansial yang dialami Persik membuat manajemen harus melakukan rasionalisasi gaji. El Loco tidak menyetujui keputusan tersebut.
Pada awal tahun 2009, ia hengkang ke Persib dengan status pinjaman, remisi (penangguhan) yang diberikan ketua PSSI Nurdin Halid membuatnya mampu bermain kembali di Liga Indonesia. Gajinya di klub asal Bandung tersebut mencapai 60 juta rupiah per bulan. Kembali El Loco mengganas. Ia mampu mencetak 14 gol dari 16 pertandingan di paruh musim tersebut, dan berhasil masuk ke jajaran top skorer Liga Indonesia musim 2009, hanya kalah dari Boas Salossa dengan torehan 28 gol.
Setelah musim 2008 berakhir, Persib mengontrak El Loco sebagai pemain tetap, karena ia berstatus bebas-kontrak setelah kontraknya di Persik Kediri habis.
Disamping ketajamannya sebagai penyerang, Christian Gonzalez dikenal dengan sikapnya yang tempramental. Sejak pertama kali merumput di Indonesia tahun 2003, dia sudah mendapat hukuman dari Komisi Disiplin PSSI sebanyak lima kali karena perilaku kekerasan terhadap lawan dan pelecehan terhadap wasit. Akan tetapi hukumannya hampir tidak pernah dilaksanakan secara efektif karena ketua umum PSSI Nurdin Halid yang terkesan melindunginya. Bahkan untuk kasusnya yang ke-5, Badan Liga Indonesia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa ketika hukuman larangan bermain yang seharusnya 12 bulan dibatalkan oleh Nurdin Halid ketika hukuman baru berjalan 3 bulan. Hal ini dipertanyakan beberapa pihak, termasuk PSMS Medan yang menyatakan bahwa PSSI telah menghilangkan unsur pembelajaran dan Nurdin Halid sangat pilih kasih dalam memberi ampunan.
Berikut daftar ‘kasus’ yang pernah dibuat oleh El Loco selama merumput di Indonesia:
  • Pada putaran kedua Liga Indonesia 2004, Christian Gonzalez memukul pengurus Persita Tangerang di Stadion Benteng. Dia dihukum setahun oleh Komdis PSSI, namun bisa merumput kembali ketika hukuman baru berjalan 6 bulan.
  • Pada putaran final Liga Indonesia 2006, Christian Gonzalez menanduk penyerang PSIS Semarang, Emanuel de Porras. Dia dihukum sebanyak tiga pertandingan untuk itu, namun tidak pernah dijalankannya.
  • Pada tahun 2007, dia meludahi wasit Hidayat ketika Persik Kediri dijamu Pelita Jaya. Dia dihukum sebanyak tiga pertandingan untuk itu, namun tidak pernah dijalankannya.
  • Di babak delapan besar Liga Indonesia 2007, dia berkelahi dengan bek Persija Jakarta, Abanda Herman. Namun lagi-lagi hukuman tiga pertandingan yang didapatkannya tidak pernah dilaksanakan.
  • Pada bulan November 2008, Komdis PSSI menjatuhkan hukuman larangan bermain 1 tahun kepadanya karena memukul bek PSMS Medan, Erwinsyah Hasibuan. Dia mengajukkan banding ke Komisi Banding PSSI, namun bandingnya ditolak, dan Komisi Banding ikut menguatkan sanksi yang diberikan oleh Komisi Disiplin. Akan tetapi pada Februari 2009 dia dinyatakan boleh bermain untuk Persib Bandung setelah Ketua Umum PSSI Nurdin Halid memberikannya pengampunan.
Meskipun berperilaku beringas di lapangan, Gonzales amat mencintai Indonesia. Ia menikah dengan wanita berdarah Batak, Eva Nurida Siregar, dan memiliki 2 orang anak dari pernikahan tersebut. Christian juga memiliki 2 orang anak dari perkawinannya sebelumnya. Gonzales adalah seorang muslim. Ia menjadi mualaf setelah menikah dengan Eva Siregar yang beragama Islam.
Rasa cinta Gonzales tidak hanya demikian. Ketika ayahnya jatuh sakit dan meninggal beberapa waktu lalu pun dirinya tidak kembali ke Uruguay untuk menjenguk sang ayah. Sejak lama Gonzales sudah meminta agar kewarganegaraannya diubah, ia sangat ingin membela timnas Indonesia. Pada tanggal 1 November 2010, impiannya terkabul. Christian Gonzales resmi menjadi Warga Negara Indonesia dan pada tanggal 21 november ia melakukan debut perdananya bersama timnas sepakbola Indonesia. Kini ia termasuk satu dari 22 pemain yang dipanggil pelatih Alfred Riedl untuk membela timnas Indonesia di ajang AFF Cup.
Gol pertama El Loco di ajang resmi adalah ketika Indonesia melibas Malaysia pada ajang piala AFF 4 Desember silam. Pada pertandingan-pertandingan berikutnya, ia kerap menciptakan peluang bagi Indonesia. El Loco mengaku bahagia mengenakan jersey Merah-Putih. Ia ingin bermain membela Indonesia sampai umur 40 tahun.
Kita lihat apakah ketajaman Gonzales dapat menjadi ‘paruh’ Garuda Merah Putih untuk kembali disegani di kancah internasional. Salut El Loco! :D
Profil singkat Christian Gonzales:
Nama lengkap : Christian Gérard Alvaro González
Nama beken : El Loco (“Si Gila”)
Tempat / Tanggal lahir : Montevideo, Uruguay / 30 Agustus 1976 (umur 33)
Tinggi :185 cm
Posisi bermain : Striker
Karir klub:
Sud America  (1995-1997)
Huracan Ctes (1997)
Sud America (1998-2000)
Deportivo Maldonado (2000-2003)
PSM Makassar  (2003-2004)
Persik Kediri (2005-2009)
Persib Bandung (2009 / Pinjaman)
Persib Bandung (2009-sekarang)
Timnas:
Indonesia : (6/3)
Prestasi :
Klub
  • Juara Liga Indonesia 2006-2007

biografi Arif suyono(keceng)

http://siluetjingga.files.wordpress.com/2010/12/7-8-2009-utamaarifsuyono.jpgArif Suyono dilahirkan di Batu, Malang, 26 tahun silam. Dirinya merupakan putra asli daerah penghasil apel tersebut.
Arif memperdalam ilmu sepakbolanya di SSB Wastra Indah pada tahun 2000 silam. Hanya setahun disana, Arif ditarik untuk memperkuat klub lokal PS Putra Jaya Batu pada tahun 2001. Di tahun yang sama, Arif hijrah ke klub elit Arema, ia masuk ke dalam tim junior klub tersebut. Pada tahun 2002, Arif kembali pindah klub. Kali ini, ia memperkuat tim junior klub elit kota Malang lainnya, Persema.
Di Persema karir Arif sebagai pesepakbola profesional dimulai. Kemampuannya membuat dirinya ditarik untuk memperkuat tim inti klub tersebut. Selama 2 tahun Arif berjibaku bersama Persema Malang, akhirnya pada tahun 2004, Arif menandatangani kontrak dengan klub elit Arema. Di klub inilah Arif bersinar cemerlang. Selama 4 musim (2005-2009) dirinya memperkuat tim kebanggaan Aremania itu. Ia pun ikut mengantarkan Arema juara Copa Indonesia dua kali berturut-turut tahun 2005 dan 2006.
Namun pada awal musim 2010, Arif memutuskan untuk pindah ke klub asal Palembang Sriwijaya FC. Alasannya, ia ingin merasakan puncak karir. Maklum, pada awal musim ini, Sriwijaya menjadi tim paling disegani di ISL.
Kecemerlangan Arif di level klub membuat dirinya terpanggil untuk memperkuat tim nasional Indonesia. Arif sempat memperkuat timnas U19 dan U23 sebelum akhirnya masuk jajaran pemain timnas senior. Dirinya menjadi salah satu dari 22 pemain yang dipanggil untuk bertarung di AFF Cup 2010.
Terbukti pemilihan tersebut tepat. Arif semakin bersinar di tim nasional Indonesia. 2 gol telah dibukukannya di ajang AFF. Uniknya, keduanya dibuat pada saat ia berstatus sebagai pemain pengganti. Predikat ‘supersub’ pun kini disandangnya. Pemain jangkung ini juga masuk jajaran top skorer piala AFF 2010 bersama 3 pemain timnas lainnya, yakni M.Ridwan, Irfan Bachdim dan Firman Utina.
Arif berposisi sebagai sayap kanan. Pemain berjulukan ‘Keceng’ ini memiliki kecepatan, stamina dan akselerasi di atas rata-rata. Selain itu, positioningnya juga baik. Satu gol yang dilesakkannya ke gawang Laos menjadi bukti bagaimana bagusnya penempatan posisi pemain ini. Keceng juga dikenal memiliki permainan yang stabil dan konsisten. Umpan-umpannya sering memanjakan barisan penyerang timnya.
Arif Suyono telah menjelma menjadi salah satu pemain kunci tim nasional. Meskipun tidak tampil sebagai starter, lawan manapun pasti akan jeri melihat aksi dan ketajamannya. Tidak menutup kemungkinan Arif masih dapat berprestasi lebih di kancah sepakbola nasional, mengingat ia baru menyentuh usia kematangan seorang pesepakbola.
Kita nantikan kejutan lagi dari Arif di ajang AFF. Go Keceng!
Profil singkat Arif Suyono:
Nama lengkap : Arif Suyono
Nama beken : Keceng
Tempat / Tanggal Lahir : Batu, Malang / 3 Januari 1984
Tinggi: 174 cm
Posisi: Gelandang sayap
Karir:
Klub
SSB Wastra Indah (2000)
PS Putra Jaya Batu (2001)
Arema Jr (2001)
Persema Jr (2002)
Persema Malang (2003-2004)
Arema Malang (2005-2009)
Sriwijaya FC (2010-sekarang)
Timnas
Timnas U-19 (2004)
Timnas U-23 (2007)
Timnas Senior (2010-sekarang) (16 main /4 gol)

biografi Oktovianus maniani

Penampilan gemilang tim nasional Indonesia di ajang AFF Cup ini ditandai dengan regenerasi pemain inti di beberapa lini. Salah satu yang regenarsi terbaik tersebut terdapat dalam diri Oktovianus Maniani, putra Papua yang bermain cemerlang di lini depan tim Merah-Putih.
Oktovianus Maniani dilahirkan di Jayapura, Papua, 20 tahun silam. Karir pria mungil yang akrab disapa Okto ini di kancah nasional dimulai pada tahun 2008 lalu. Ia terpilih sebagai salah satu pemain yang mewakili Papua di ajang PON 2008. Namun bakat Okto membuat dirinya mampu melejit meninggalkan sesama rekan-rekannya alumni PON 2008 seperti Titus Bonay, Alan Aronggear, David Lali dan Frendy Mofu. Sebelumnya, Okto pernah membela timnas U15. Dirinya pun pernah memperkuatPersipura U18 dan U21 di usia 15 tahun.
Pada tahun 2009, Okto memulai karir klub nya dengan membela PSMS Medan. Namun karena masih terlalu ‘hijau’ saat itu, pemain berukuran mini ini tak mampu berbuat banyak. PSMS pun terdegradasi setelah ditaklukkan Persebaya Surabaya di babak Playoff tim papan bawah. Pada paruh kedua musim itu, Okto sempat membela Persidafon Dafonsoro, namun dirinya dipecat karena mangkir latihan. Akhirnya Okto hengkang ke Persitara Jakarta Utara. Namun lagi-lagi dewi fortuna belum memihaknya di klub tersebut. Persitara juga terdegradasi dari Indonesian Super League.
Namun bakat dan kemampuan Okto memikat sebuah klub papan atas Indonesian Super League. Klub tersebut adalah Sriwijaya FC yang dilatih mantan pelatih timnas, Ivan Kolev. Disini karir Okto kian bersinar, dan membuat pelatih timnas saat ini, Alfred Riedl, tertarik untuk memanggilnya membela Merah-Putih.
Keputusan tersebut tak salah, Okto tampil impresif sebagai sayap kiri timnas. Posisinya pun nyaris tak tergantikan. Bahkan di dua pertandingan awal Piala AFF, Okto tak pernah digantikan dan bermain penuh selama 90 menit.
nama-photo
Okto setelah mencetak gol ke 6 Indonesia ke gawang Laos
Tak hanya itu, ia pun memberikan kontribusi bagi 2 kemenangan dahsyat timnas. Uniknya, kontribusi Okto selalu menjadi penutup di dua pertandingan itu. Pada saat melawan Malaysia, umpan silangnya sukses disambar Irfan Bachdim dan membawa Indonesia memimpin dengan skor 5-1. Di pertandingan melawan Laos, Okto yang mencetak gol dengan aksi individunya yang menawan dan Indonesia menang dengan skor telak 6-0.
Sosok Okto mengingatkan Indonesia akan penampilan Boas Salossa. Bukan hanya permainan, secara fisik pun dirinya menyerupai bintang Papua yang tidak dipanggil di ajang AFF karena masalah indisipliner tersebut. Terlebih pada ajang AFF, Okto mencukur habis rambutnya.
Okto merupakan pemain sayap kiri yang ganas. Dribel dan kecepatannya membuat pemain bertahan lawan seringkali pontang panting mengejarnya. Tidak hanya itu, ia juga dikenal rajin melakukan pressing dan memiliki marking yang bagus untuk ukuran pemain sayap murni. Dalam hal kengototan, Okto bisa jadi mengungguli Boas.
Kini di usia 20 tahun, Okto sudah menjadi tumpuan di susunan inti tim nasional Indonesia. Masa depannya di dunia sepakbola pun terbentang luas. Kita harapkan mutiara hitam ini dapat mengikuti prestasi ‘kakak’ nya, Boas Salossa, dan tidak mengikuti pengaruh buruknya, seperti indisipliner yang juga pernah dilakukannya saat membela Persidafon.
Bahkan kabarnya Okto menjadi satu dari dua pemain timnas Indonesia yang akan dipromosikan untuk bermain di liga Eropa. Satu pemain lagi adalah Irfan Bachdim.
Semua modal dasar sudah dimiliki Okto untuk menjadi seorang pemain bintang, tinggal bagaimana dirinya mengolah kemampuan tersebut dengan latihan dan disiplin yang tinggi.
Profil singkat Oktovianus Maniani:
Nama Lengkap : Oktovianus Maniani
Nama Beken : Okto
Tempat / Tanggal Lahir : Jayapura, Irian Jaya / 10 Oktober 1990
Karir:
Klub:
Persipura (junior)
PSMS (2008-2009)
Persidafon (2009)
Persitara (2009)
Sriwijaya FC (2010-sekarang)
Timnas:
U15 (2005)
Senior (2010-sekarang) (6 main/3 gol)

biografi bambang pamungkas(BePe)

Profil Bambang Pamungkas
Bambang Pamungkas (lahir di Salatiga, Jawa Tengah pada 10 Juni 1980) adalah
seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija
Jakarta di Divisi Utama Liga Indonesia dan pernah mewakili negara dalam
timnas sepak bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.Meskipun
tidak terlalu tinggi (170 cm), dia mempunyai lompatan yang tinggi dan
tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya
dalam tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.Saat masih bermain dalam tim
remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala
Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi
pencetak gol terbanyak untuk skuad Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V,
dengan 7 gol.Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada
2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang,
yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil mencipatakan sebuah gol dalam
pertandingan yang berakhir seri 2-2.Karir profesionalDi musim pertamanya
bermain sebagai pemain Profesional, Bambang Pamungkas langsung
menjaringkan 24 gol yang mengantarnya menjadi Top Skor di Liga Indonesia,
sekaligus mencatatkan namanya menjadi pemain pertama yang langsung
menjadi top skor di musim pertamanya sebagai pemain Profesional, walaupun
tim yang diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut
berakhir, Bambang bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad.
Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca
sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad
meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak
mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.Setahun kemudian, Bambang
menjadi top scorer dengan 8 gol sekaligus membantu Indonesia menjadi juara
kedua Piala Tiger 2002.Hingga penampilan terakhirnya untuk Indonesia pada
kualifikasi Piala Dunia 2006 melawan Sri Lanka pada September 2004, Bambang
telah menjaringkan 18 gol dalam 35 penampilan. Namun masalah kecederaan
serta prestasi yang menurun (kali terakhir Bambang menjaringkan gol untuk
Indonesia adalah pada 12 Februari 2004) menyebabkannya tersisih dari skuad
Piala Tiger Indonesia 2004. Saat rekan-rekannya berjuang di Piala Tiger,
Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Hingga Juli 2005, ia
adalah pencetak gol terbanyak untuk timnya dengan 22 gol.Musim 2007 ia
kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia. Kini bersama Aliyudin
dan Samuel Tayo, Bepe di harapkan mampu membawa Persija juara.

Biografi irfan bachdim

irfan bachdim
Informasi pribadi
Nama lengkap Irfan Haarys Bachdim
Tanggal lahir 11 Agustus 1988 (umur 22)
Tempat lahir    Amsterdam, Belanda
Tinggi 1.72 m (5 ft 8 in)
Posisi bermain Gelandang, penyerang
Informasi klub
Klub saat ini Persema Malang
Nomor 10
Klub junior
1999-2001
2002
2003-2007
Ajax Amsterdam
SV Argon
FC Utrecht
Klub senior1
Tahun Klub Tampil (Gol)
2008-2009
2009
2010-
FC Utrecht
HFC Haarlem
Persema Malang
1 (0)
19 (2)
6 (3)   
Tim nasional2
2010  Indonesia 8 (2)
1 Penampilan dan gol di klub senior
hanya dihitung dari liga domestik dan
akurat per 23 November 2010.
2 Penampilan dan gol di tim nasional
akurat per 30 Desember 2010.

Irfan Haarys Bachdim (lahir di Amsterdam, 11 Agustus 1988; umur 22 tahun) adalah pemain sepak bola Indonesia keturunan Belanda.[1] Saat ini ia memperkuat Persema Malang di Liga Premier Indonesia. Ia juga tergabung dalam timnas Indonesia asuhan Alfred Riedl untuk Piala AFF 2010. Dalam bermain, ia bisa menempati berbagai posisi seperti penyerang, gelandang maupun sayap.[2][3]

Latar belakang

Ayah Irfan, Noval Bachdim merupakan warga negara Indonesia yang dilahirkan di Malang dan menetap di Lawang, Malang hingga tahun 80-an, sebelum tinggal di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Ibunya Hester van Dijic adalah warga negara Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Kakeknya Ali Bachdim adalah purnawirawan TNI Angkatan Laut.[3]
Irfan terlahir dari keluarga pesepakbola. Ayahnya merupakan mantan pesepakbola dari klub PS Fajar Lawang (anggota kompetisi internal Persekam Malang) pada era 80-an. Kakeknya Ali Bachdim merupakan mantan pemain Persema Malang, PSAD Jakarta, dan PS Hisbul Wathon yang mayoritas beranggota pemain keturunan Arab.[4][3]

Karier

Di Belanda

Irfan mulai bermain sepak bola di akademi sepakbola Ajax Amsterdam. Setelah tiga tahun ia pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia bermain sebagai gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht, dan menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia kemudian bermain untuk tim junior Utrecht, dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior. Setelah kontraknya tidak diperpanjang lagi, maka pada bulan Juli 2009 ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem.[5]

Di Indonesia

Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan dan para pemain muda berlaga amal untuk tokoh sepak bola Lucky Acub Zaenal di Stadion Gajayana, Malang.[6] Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jeffrey Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim.
Ketikak Persema memutuskan hijrah dari Liga Super Indonesia ke Liga Primer Indonesia, Irfan sempat ingin meninggalkan Persema karena ancaman tidak dapat memperkuat timnas.[7][8] Namun akhirnya ia memilih berkomitmen dengan Persema dengan menandatangani kontrak selama tiga tahun[9][10], karena terus-menerus diintimidasi oleh PSSI untuk keluar dari Persema,[11][12] meski beberapa klub LSI menawarkan kontrak besar.[12] Akhirnya Menpora menjamin haknya untuk tampil di timnas[13] dan ia dipanggil untuk memperkuat tim nasional U-23 Sea Games 2011 dan kualifikasi Olimpiade 2012.[10]

Tim nasional

Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian Games Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.
Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesia ia awali ketika timnas menang 6-0 di laga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010. Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut. [14]

Gol Internasional

Irfan Bachdim: Gol Internasional
Gol Tanggal Stadion Lawan Skor Hasil Laga
1 1 Desember 2010 Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia  Malaysia 5–1 5–1 Piala Suzuki AFF 2010
2 4 Desember 2010 Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia  Laos 0–4 0–6 Piala Suzuki AFF 2010

Minggu, 09 Januari 2011

Detail Data Kabinet Menteri Kabinet Kabinet Indonesia Bersatu II

Masa Pemerintahan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Tahun Dibentuk

2009

Tahun Demisioner

2014

Jumlah Pejabat

34

Program Kerja

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dilantik menjadi Presiden RI untuk periode kedua, 2009 - 2014, pada 20 Oktober 2009. Bersama Wakil Presiden Boediono, Presiden SBY diambil sumpahnya dalam Sidang Paripurna MPR-RI. Sehari kemudian, 21 Oktober 2009, Presiden SBY mengumumkan daftar anggota kabinet baru yang dinamai Kabinet Indonesia Bersatu II. Sesuai ketentuan UU No.39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, jumlah kementerian tetap 34, terdiri atas 3 (tiga) Menteri Koordinator dan seorang Sekretaris Negara, 20 (duapuluh) menteri yang memimpin departemen, dan 10 (sepuluh) menteri negara.

Presiden telah menetapkan 45 Program dalam Program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II, yang merupakan program aksi yang akan dijalankan oleh Pemerintah di seluruh tanah air yang berkaitan dengan pembangunan sektoral dan regional. Dari 45 Program tersebut, telah ditetapkan 15 Program Pilihan yang dianggap lebih mendesak untuk betul-betul dilaksanakan (diprioritaskan) pada 100 hari. Kelimabelas program pilihan tersebut adalah sebagai berikut:



1. Pemberantasan Mafia Hukum:

* Melakukan langkah-langkah kongkrit memberantas mafia hukum;

* Menyerukan kepada Rakyat Indonesia yang merasa menjadi korban mafia hukum untuk melaporkan diri melalui PO BOX 9949 Jakarta 1000. Dalam laporan ditulis kode GM singkatan dari Ganyang Mafia. Untuk dicantumkan identitas agar tidak menjadi ajang fitnah (dalam proses, identitas akan dirahasiakan).




2. Revitalisasi Industri Pertahanan:

Dalam 100 hari dibuat masterplan/roadmap untuk revitalisasi industri-industri pertahanan, termasuk di dalamnya apa yang akan diproduksi, terutama untuk memenuhi keperluan dalam negeri, bisa juga untuk memenuhi keperluan luar negeri yakni kontrak yang sedang berjalan;

3. Penanggulangan Terorisme:

* Pencegahan dan penangkalan tindak pidana terorisme dengan mengajak banyak tokoh atau pemuka masyarakat, serta pihak-pihak terkait, untuk menjadi bagian dari upaya besar pencegahan dan penangkalan terorisme melalui jalur pendidikan, kegiatan di masyarakat dan lainnya.

* Dalam 100 hari, peningkatan kapasitas, retstrukturisasi, dan penetapan apa yang akan dilaksanakan lembaga penanggulangan terorisme, harus selesai dan dijalankan sebaik-baiknya ke depan.



4. Meningkatkan Daya Listrik di Seluruh Indonesia:

* Dalam 100 hari dipastikan bahwa lima tahun mendatang dapat ditingkatkan kapasitas listrik agar bisa mengimbangi keperluan riil industri komersial, rumah tangga, transportasi dan lainnya;

* Dalam 100 hari dilakukan pemetaan provinsi demi provinsi, berapa kekurangan yang ada. Proyeksi kebutuhan 5 tahun ke depan, dengan mendayagunakan sumber-sumber lain di luar batu bara.


5. Meningkatkan Produksi dan Ketahanan Pangan:

Dalam 100 hari akan dirumuskan kembali rencana induk termasuk tahapan sampai dengan 2014 untuk meningkatkan ketahanan pangan terutama untuk mencapai ketahanan pada komoditas yang belum tercapai lima tahun sebelumnya misalnya daging sapi, kedelai, gula secara keseluruhan.

6. Revitalisasi Pabrik Pupuk dan Gula:

Dalam 100 hari cetak biru dan program revitalisasi industri pupuk dan gula harus jadi.

7. Pembenahan Penggunaan Tanah dan Tata Ruang:

* Pemerintah Pusat dan Daerah akan duduk bersama untuk memastikan solusi atas kompleksitas masalah penggunaan tanah dan tata ruang;
* Dalam 100 hari dirumuskan mekanisme sinkronisasi peraturan perundang-undangan yang ada dalam penggunaan tanah dan tata ruang.


8. Membangun Infrastruktur:

* Dalam 100 hari akan dirumuskan cetak biru pembangunan infrastruktur untuk lima tahun mendatang, termasuk pendanaannya;

* Pemerintah pusat akan bekerjasama seerat-eratnya dengan pemerintah daerah dan dunia usaha, karena banyak sekali infrastruktur yang harus dijalankan dengan skema public private partnership.


9. Meningkatkan Kewirausahaan dan Pengembangan UMKM melalui pengucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR):

* Mulai tahun 2010 sekitar 2 triliuan rupiah akan digunakan untuk KUR;

* Meningkatkan kewirausahaan melalui balai-balai latihan kerja dengan diberikan KUR serta dengan perbaikan mekanisme dan regulasi, penataan lembaga-lembaga yang memberikan pinjaman, dengan membangun sinergi antara bank-bank negara dan swasta dengan lembaga-lembaga penjamin lain.


10. Mobilisasi Sumber Pembiayaan di luar APBN/APBD:

Mobilisasi sumber pembiayaan di luar APBN/ APBD, baik yang akan menanamkan modal dari dalam dan luar negeri. Akan dibicarakan dengan dunia perbankan dan lembaga keuangan non bank yang berkewajiban untuk membiayai pembangunan.

11. Mengelola Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup:

* Memastikan pemeliharaan hutan Indonesia betul-betul terlaksana dengan baik, terus mengintensifkan upaya pemberantasan pembalakan liar, memelihara hutan-hutan lindung. Selain hutan, menjaga fungsi lautan dan terumbu karang juga akan menjadi perhatian;

* Indonesia punya rencana pasti dalam pengelolaan perubahan iklim dan pemanasan global, yang disebut dengan action plan 2020, energy mix 2020, dan action plan 2050;

* Saat Indonesia berkontribusi di Copenhagen Conference bulan Desember, Indonesia punya posisi, rencana, timeline, dan partnership yang jelas, sehingga komitmen Indonesia bisa dicapai dengan pendanaan dan sumber daya yang tersedia.


12. Reformasi Kesehatan:

Mengubah paradigma dari sekedar berobat gratis menjadi sehat gratis. Oleh karena itu fungsi, peran dan tugas lembaga-lembaga kesehatan masyarakat di daerah, seperti puskesmas, posyandu, kegiatan-kegiatan seperti pekan imunisasi, KB, pemberantasan penyakit menular dan sebagainya akan ditingkatkan

13. Reformasi Pendidikan dengan Menyambungkan atau Mencegah mismatch antara SDM yang dihasilkan oleh Lembaga Pendidikan dan Lembaga Pelatihan dengan Keperluan Pasar Tenaga Kerja:

Dalam 100 hari akan dipastikan rumusan mekanisme, policy, action plan yang disebut dengan tripartit, yaitu lembaga pendidikan, pasar tenaga kerja, dan pemerintah - untuk menyambungkan antara lulusan lembaga pendidikan dan pelatihan dengan keperluan pasar tenaga kerja, sehingga mismatch sejauh mungkin dihilangkan.

14. Peningkatan Kesiagaan Penanggulangan Bencana:

Akan dibentuk standby force yang setiap saat siap dikerahkan kemanapun di Indonesia. Dalam 100 hari, bukan hanya SOP-nya yang sudah harus siap, tetapi betul-betul jelas, paling tidak satu untuk bagian barat di Halim, bagian timur di pangkalan Abdurrahman Saleh.

15. Sinergi Pusat dan Daerah:

Sinkronisasi peraturan/kebijakan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.




 

 
Susunan Pejabat

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

:

Agus Martowardojo

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan

:

Erna Witoelar

Presiden RI

:

Achmad Soebardjo

Menko Perekonomian

:

Eny Karim

Menteri Pertahanan

:

D. Ashari

Menteri Pendidikan Nasional

:

Soeprijadi

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat

:

Achmad Affandi

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

:

Patrialis Akbar

Menteri Koordinator Politik dan Keamanan

:

Fahmi Idris

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat

:

Rachmat Nadi Witoelar Kartaadipoetra

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

:

Djoko Suyanto

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

:

Hatta Rajasa

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

:

Agung Laksono

Menteri Sekretaris Negara

:

Sudi Silalahi

Menteri Dalam Negeri

:

Gamawan Fauzi

Menteri Luar Negeri

:

Marty Natalegawa

Menteri Pertahanan

:

Purnomo Yusgiantoro

Menteri Hukum, Dan Hak Asasi Manusia

:

Patrialis Akbar

Menteri Keuangan

:

Sri Mulyani Indrawati

Menteri Keuangan

:

Agus Martowardojo

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

:

Darwin Zahedy Saleh

Menteri Perindustrian

:

Mohamad Suleman Hidayat

Menteri Perdagangan

:

Mari Elka Pangestu

Menteri Pertnian

:

Suswono

Menteri Kehutanan

:

Zulkifli Hasan

Menteri Perhubungan

:

Freddy Numberi

Menteri Kelautan dan Perikanan

:

Fadel Muhammad

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

:

Muhaimin Iskandar

Menteri Pekerjaan Umum

:

Djoko Kirmanto

Menteri Kesehatan

:

Endang Rahayu Sedyaningsih

Menteri Pendidikan Nasional

:

Mohammad Nuh

Menteri Sosial

:

Salim Segaf Al-Jufri

Menteri Agama

:

Suryadharma Ali

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

:

Jero Wacik

Menteri Komunikasi dan Informatika

:

Tifatul Sembiring

Menteri Negara Riset dan Teknologi

:

Suharna Surapranata

Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

:

Syarief Hasan

Menteri Negara Lingkungan Hidup

:

Gusti Muhammad Hatta

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia

:

Linda Amalia Sari

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

:

E.E. Mangindaan

Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal

:

Helmy Faishal Zaini

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional

:

Armida Alisjahbana

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

:

Mustafa Abubakar

Menteri Negara Perumahan Rakyat

:

Suharso Monoarfa

Menteri Negara Pemuda dan Olahraga

:

Andi Mallarangeng

 

 
Keterangan Lain


Presiden telah meminta seluruh anggota Kabinet Indonesia Bersatu II untuk melaksanakan Program 100 Hari dengan maksimal. Program tersebut merupakan program yang penting dalam satu tahun pertama, yang sangat menentukan kesuksesan pembangunan lima tahun ke depan.


sumber: setneg.go.id

susunan kabinet bersatu periode 2009

Masa Pemerintahan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Tahun Dibentuk

2004

Tahun Demisioner

2009

Jumlah Pejabat

36

 

 
Susunan Pejabat

Menteri Pertambangan dan Energi

:

Achmad Soebardjo

Menteri Kordinator Politik dan Keamanan

:

M.A. Rachman

Menteri Dalam negeri

:

Sabilal Rasjad

Menteri Pertahanan

:

D. Ashari

Menteri Hukum dan Perundang-undangan

:

Rusli Abdul Wahid

Menteri Kordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri

:

A.A. Suhardi

Menteri Keuangan

:

Soeprijadi

Presiden RI

:

Syafrudin Prawiranegara

Wakil Presiden RI

:

Susilo Bambang Yudhoyono

Menteri Negara Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam)

:

M.A. Rachman

Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri

:

A.A. Suhardi

Menteri Negara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Menko Kesra & Taskin)

:

Mulyatno

Menteri Luar Negeri

:

Achmad Affandi

Menteri Pertahanan

:

D. Ashari

Menteri Keuangan

:

Soeprijadi

Menteri Pertambangan dan Energi

:

Achmad Soebardjo

Menteri Pertanian RI

:

Ario Soerjo

Menteri Kehutanan dan Perkebunan

:

Dahlan Ibrahim

Menteri Perhubungan RI

:

B.M. Diah

Menteri Eksplorasi Kelautan

:

A. Yahya Muhaimin

Menteri Kesehatan

:

Purnomo Yusgiantoro

Menteri Pendidikan Nasional

:

Lie Kiat Teng

Menteri Pendidikan Nasional

:

Andung A. Nitimihardja

Menteri Agama RI

:

R. Djuanda Kartawidjaja

Menteri Negara Riset dan Teknologi

:

Ali Sastroamidjojo

Menteri Negara Koperasi dan Pengusaha Kecil Menengah

:

Soekanto Tjokrodiatmodjo

Menteri Negara Lingkungan Hidup

:

Soerjadi Soerjadarma

Menteri Negara Otonomi Daerah

:

Rahardi Ramelan

Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN

:

Hendarman Supandji

Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga

:

A.E. Kawilarang

Menteri Negara Pekerjaan Umum

:

Moh. Said Reksohadiprodjo

Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan

:

Agung Laksono

Menteri Negara Urusan hak Asasi Manusia

:

Widodo Adi Sucipto

Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

:

Marty Natalegawa

Menteri Negara Masalah-masalah Kemasyarakatan

:

Sugondo Djojopuspito

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

:

Mohammad Ma`ruf

Menteri Pertahanan

:

Mardiyanto

Menteri Keuangan

:

Hassan Wirajuda

Menteri Perindustrian dan Perdagangan

:

Douwes Dekker

Menteri Muda Urusan Rekonstruksi Perekonomian Nasional

:

Freddy Numberi

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

:

Fahmi Idris

Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara

:

Sofyan A. Djalil

 

 
Keterangan Lain

Kabinet Indonesia Bersatu adalah kabinet pemerintahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Kabinet ini dilantik pada tahun 2004 dan masa baktinya akan berakhir pada tahun 2009.

Pada 5 Desember, Presiden mengumumkan perombakan terbatas. Tiga orang masuk sebagai menteri baru, masing-masing Boediono, Paskah Suzetta, dan Erman Suparno sementara tiga lainnya, Aburizal Bakrie, Sri Mulyani, dan Fahmi Idris digeser posisinya. Tiga lainnya, Jusuf Anwar, Andung Nitimihardja, dan Alwi Shihab tidak masuk kabinet hasil perombakan. Pelantikan para menteri baru ini diadakan pada 7 Desember.

biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Susilo Bambang Yudhoyono adalah presiden RI ke-6. Berbeda dengan presiden sebelumnya, beliau merupakan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat dalam proses Pemilu Presiden putaran II 20 September 2004. Lulusan terbaik AKABRI (1973) yang akrab disapa SBY ini lahir di Pacitan, Jawa Timur 9 September 1949. Istrinya bernama Kristiani Herawati, merupakan putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo.

Pensiunan jenderal berbintang empat ini adalah anak tunggal dari pasangan R. Soekotjo dan Sitti Habibah. Darah prajurit menurun dari ayahnya yang pensiun sebagai Letnan Satu. Sementara ibunya, Sitti Habibah, putri salah seorang pendiri Ponpes Tremas. Beliau dikaruniai dua orang putra yakni Agus Harimurti Yudhoyono (mengikuti dan menyamai jejak dan prestasi SBY, lulus dari Akmil tahun 2000 dengan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa) dan Edhie Baskoro Yudhoyono (lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Magelang yang kemudian menekuni ilmu ekonomi).

Pendidikan SR adalah pijakan masa depan paling menentukan dalam diri SBY. Ketika duduk di bangku kelas lima, beliau untuk pertamakali kenal dan akrab dengan nama Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Jawa Tengah. Di kemudian hari AMN berubah nama menjadi Akabri. SBY masuk SMP Negeri Pacitan, terletak di selatan alun-alun. Ini adalah sekolah idola bagi anak-anak Kota Pacitan. Mewarisi sikap ayahnya yang berdisiplin keras, SBY berjuang untuk mewujudkan cita-cita masa kecilnya menjadi tentara dengan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) setelah lulus SMA akhir tahun 1968. Namun, lantaran terlambat mendaftar, SBY tidak langsung masuk Akabri. Maka SBY pun sempat menjadi mahasiswa Teknik Mesin Institut 10 November Surabaya (ITS).

Namun kemudian, SBY justru memilih masuk Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PGSLP) di Malang, Jawa Timur. Sewaktu belajar di PGSLP Malang itu, beliau mempersiapkan diri untuk masuk Akabri. Tahun 1970, akhirnya masuk Akabri di Magelang, Jawa Tengah, setelah lulus ujian penerimaan akhir di Bandung. SBY satu angkatan dengan Agus Wirahadikusumah, Ryamizard Ryacudu, dan Prabowo Subianto. Semasa pendidikan, SBY yang mendapat julukan Jerapah, sangat menonjol. Terbukti, belaiu meraih predikat lulusan terbaik Akabri 1973 dengan menerima penghargaan lencana Adhi Makasaya.

Pendidikan militernya dilanjutkan di Airborne and Ranger Course di Fort Benning, Georgia, AS (1976), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning, Georgia, AS (1982-1983) dengan meraih honor graduate, Jungle Warfare Training di Panama (1983), Anti Tank Weapon Course di Belgia dan Jerman (1984), Kursus Komandan Batalyon di Bandung (1985), Seskoad di Bandung (1988-1989) dan Command and General Staff College di Fort Leavenworth, Kansas, AS (1990-1991). Gelar MA diperoleh dari Webster University AS. Perjalanan karier militernya, dimulai dengan memangku jabatan sebagai Dan Tonpan Yonif Linud 330 Kostrad (Komandan Peleton III di Kompi Senapan A, Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Kostrad) tahun 1974-1976, membawahi langsung sekitar 30 prajurit.

Batalyon Linud 330 merupakan salah satu dari tiga batalyon di Brigade Infantri Lintas Udara 17 Kujang I/Kostrad, yang memiliki nama harum dalam berbagai operasi militer. Ketiga batalyon itu ialah Batalyon Infantri Lintas Udara 330/Tri Dharma, Batalyon Infantri Lintas Udara 328/Dirgahayu, dan Batalyon Infantri Lintas Udara 305/Tengkorak. Kefasihan berbahasa Inggris, membuatnya terpilih mengikuti pendidikan lintas udara (airborne) dan pendidikan pasukan komando (ranger) di Pusat Pendidikan Angkatan Darat Amerika Serikat, Ford Benning, Georgia, 1975. Kemudian sekembali ke tanah air, SBY memangku jabatan Komandan Peleton II Kompi A Batalyon Linud 305/Tengkorak (Dan Tonpan Yonif 305 Kostrad) tahun 1976-1977. Beliau pun memimpin Pleton ini bertempur di Timor Timur.

Sepulang dari Timor Timur, SBY menjadi Komandan Peleton Mortir 81 Yonif Linud 330 Kostrad (1977). Setelah itu, beliau ditempatkan sebagai Pasi-2/Ops Mabrigif Linud 17 Kujang I Kostrad (1977-1978), Dan Kipan Yonif Linud 330 Kostrad (1979-1981), dan Paban Muda Sops SUAD (1981-1982). Ketika bertugas di Mabes TNI-AD, itu SBY kembali mendapat kesempatan sekolah ke Amerika Serikat. Dari tahun 1982 hingga 1983, beliau mengikuti Infantry Officer Advanced Course, Fort Benning, AS, 1982-1983 sekaligus praktek kerja-On the job training di 82-nd Airbone Division, Fort Bragg, AS, 1983. Kemudian mengikuti Jungle Warfare School, Panama, 1983 dan Antitank Weapon Course di Belgia dan Jerman, 1984, serta Kursus Komando Batalyon, 1985. Pada saat bersamaan SBY menjabat Komandan Sekolah Pelatih Infanteri (1983-1985)

Lalu beliau dipercaya menjabat Dan Yonif 744 Dam IX/Udayana (1986-1988) dan Paban Madyalat Sops Dam IX/Udayana (1988), sebelum mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando TNI-AD (Seskoad) di Bandung dan keluar sebagai lulusan terbaik Seskoad 1989. SBY pun sempat menjadi Dosen Seskoad (1989-1992), dan ditempatkan di Dinas Penerangan TNI-AD (Dispenad) dengan tugas antara lain membuat naskah pidato KSAD Jenderal Edi Sudradjat. Lalu ketika Edi Sudradjat menjabat Panglima ABRI, beliau ditarik ke Mabes ABRI untuk menjadi Koordinator Staf Pribadi (Korspri) Pangab Jenderal Edi Sudradjat (1993).

Lalu, beliau kembali bertugas di satuan tempur, diangkat menjadi Komandan Brigade Infantri Lintas Udara (Dan Brigif Linud) 17 Kujang I/Kostrad (1993-1994) bersama dengan Letkol Riyamizard Ryacudu. Kemudian menjabat Asops Kodam Jaya (1994-1995) dan Danrem 072/Pamungkas Kodam IV/Diponegoro (1995). Tak lama kemudian, SBY dipercaya bertugas ke Bosnia Herzegovina untuk menjadi perwira PBB (1995). Beliau menjabat sebagai Kepala Pengamat Militer PBB (Chief Military Observer United Nation Protection Force) yang bertugas mengawasi genjatan senjata di bekas negara Yugoslavia berdasarkan kesepakatan Dayton, AS antara Serbia, Kroasia dan Bosnia Herzegovina. Setelah kembali dari Bosnia, beliau diangkat menjadi Kepala Staf Kodam Jaya (1996). Kemudian menjabat Pangdam II/Sriwijaya (1996-1997) sekaligus Ketua Bakorstanasda dan Ketua Fraksi ABRI MPR (Sidang Istimewa MPR 1998) sebelum menjabat Kepala Staf Teritorial (Kaster) ABRI (1998-1999).

Sementara, langkah karir politiknya dimulai tanggal 27 Januari 2000, saat memutuskan untuk pensiun lebih dini dari militer ketika dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi pada pemerintahan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Tak lama kemudian, SBY pun terpaksa meninggalkan posisinya sebagai Mentamben karena Gus Dur memintanya menjabat Menkopolsoskam. Pada tanggal 10 Agustus 2001, Presiden Megawati mempercayai dan melantiknya menjadi Menko Polkam Kabinet Gotong-Royong. Tetapi pada 11 Maret 2004, beliau memilih mengundurkan diri dari jabatan Menko Polkam. Langkah pengunduran diri ini membuatnya lebih leluasa menjalankan hak politik yang akan mengantarkannya ke kursi puncak kepemimpinan nasional. Dan akhirnya, pada pemilu Presiden langsung putaran kedua 20 September 2004, SBY yang berpasangan dengan Jusuf Kalla meraih kepercayaan mayoritas rakyat Indonesia dengan perolehan suara di attas 60 persen. Dan pada tanggal 20 Oktober 2004 beliau dilantik menjadi Presiden RI ke-6. (Dari Berbagai Sumber)

biografi Presiden Megawati Soekarnoputri

Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri lahir di Yogyakarta, 23 Januari 1947. Sebelum diangkat sebagai presiden, beliau adalah Wakil Presiden RI yang ke-8 dibawah pemerintahan Abdurrahman Wahid. Megawati adalah putri sulung dari Presiden RI pertama yang juga proklamator, Soekarno dan Fatmawati. Megawati, pada awalnya menikah dengan pilot Letnan Satu Penerbang TNI AU, Surendro dan dikaruniai dua anak lelaki bernama Mohammad Prananda dan Mohammad Rizki Pratama.

Pada suatu tugas militer, tahun 1970, di kawasan Indonesia Timur, pilot Surendro bersama pesawat militernya hilang dalam tugas. Derita tiada tara, sementara anaknya masih kecil dan bayi. Namun, derita itu tidak berkepanjangan, tiga tahun kemudian Mega menikah dengan pria bernama Taufik Kiemas, asal Ogan Komiring Ulu, Palembang. Kehidupan keluarganya bertambah bahagia, dengan dikaruniai seorang putri Puan Maharani. Kehidupan masa kecil Megawati dilewatkan di Istana Negara. Sejak masa kanak-kanak, Megawati sudah lincah dan suka main bola bersama saudaranya Guntur. Sebagai anak gadis, Megawati mempunyai hobi menari dan sering ditunjukkan di hadapan tamu-tamu negara yang berkunjung ke Istana.

Wanita bernama lengkap Dyah Permata Megawati Soekarnoputri ini memulai pendidikannya, dari SD hingga SMA di Perguruan Cikini, Jakarta. Sementara, ia pernah belajar di dua Universitas, yaitu Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (1970-1972). Kendati lahir dari keluarga politisi jempolan, Mbak Mega -- panggilan akrab para pendukungnya -- tidak terbilang piawai dalam dunia politik. Bahkan, Megawati sempat dipandang sebelah mata oleh teman dan lawan politiknya. Beliau bahkan dianggap sebagai pendatang baru dalam kancah politik, yakni baru pada tahun 1987. Saat itu Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menempatkannya sebagai salah seorang calon legislatif dari daerah pemilihan Jawa Tengah, untuk mendongkrak suara.

Masuknya Megawati ke kancah politik, berarti beliau telah mengingkari kesepakatan keluarganya untuk tidak terjun ke dunia politik. Trauma politik keluarga itu ditabraknya. Megawati tampil menjadi primadona dalam kampanye PDI, walau tergolong tidak banyak bicara. Ternyata memang berhasil. Suara untuk PDI naik. Dan beliau pun terpilih menjadi anggota DPR/MPR. Pada tahun itu pula Megawati terpilih sebagai Ketua DPC PDI Jakarta Pusat.

Tetapi, kehadiran Mega di gedung DPR/MPR sepertinya tidak terasa. Tampaknya, Megawati tahu bahwa beliau masih di bawah tekanan. Selain memang sifatnya pendiam, belaiu pun memilih untuk tidak menonjol mengingat kondisi politik saat itu. Maka belaiu memilih lebih banyak melakukan lobi-lobi politik di luar gedung wakil rakyat tersebut. Lobi politiknya, yang silent operation, itu secara langsung atau tidak langsung, telah memunculkan terbitnya bintang Mega dalam dunia politik. Pada tahun 1993 dia terpilih menjadi Ketua Umum DPP PDI. Hal ini sangat mengagetkan pemerintah pada saat itu.

Proses naiknya Mega ini merupakan cerita menarik pula. Ketika itu, Konggres PDI di Medan berakhir tanpa menghasilkan keputusan apa-apa. Pemerintah mendukung Budi Hardjono menggantikan Soerjadi. Lantas, dilanjutkan dengan menyelenggarakan Kongres Luar Biasa di Surabaya. Pada kongres ini, nama Mega muncul dan secara telak mengungguli Budi Hardjono, kandidat yang didukung oleh pemerintah itu. Mega terpilih sebagai Ketua Umum PDI. Kemudian status Mega sebagai Ketua Umum PDI dikuatkan lagi oleh Musyawarah Nasional PDI di Jakarta.

Namun pemerintah menolak dan menganggapnya tidak sah. Karena itu, dalam perjalanan berikutnya, pemerintah mendukung kekuatan mendongkel Mega sebagai Ketua Umum PDI. Fatimah Ahmad cs, atas dukungan pemerintah, menyelenggarakan Kongres PDI di Medan pada tahun 1996, untuk menaikkan kembali Soerjadi. Tetapi Mega tidak mudah ditaklukkan. Karena Mega dengan tegas menyatakan tidak mengakui Kongres Medan. Mega teguh menyatakan dirinya sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro, sebagai simbol keberadaan DPP yang sah, dikuasai oleh pihak Mega. Para pendukung Mega tidak mau surut satu langkah pun. Mereka tetap berusaha mempertahankan kantor itu.

Soerjadi yang didukung pemerintah pun memberi ancaman akan merebut secara paksa kantor DPP PDI itu. Ancaman itu kemudian menjadi kenyataan. Pagi, tanggal 27 Juli 1996 kelompok Soerjadi benar-benar merebut kantor DPP PDI dari pendukung Mega. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah Mega. Malah, dia makin memantap langkah mengibarkan perlawanan. Tekanan politik yang amat telanjang terhadap Mega itu, menundang empati dan simpati dari masyarakat luas.

Mega terus berjuang. PDI pun menjadi dua. Yakni, PDI pimpinan Megawati dan PDI pimpinan Soerjadi. Massa PDI lebih berpihak dan mengakui Mega. Tetapi, pemerintah mengakui Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI yang sah. Akibatnya, PDI pimpinan Mega tidak bisa ikut Pemilu 1997. Setelah rezim Orde Baru tumbang, PDI Mega berubah nama menjadi PDI Perjuangan. Partai politik berlambang banteng gemuk dan bermulut putih itu berhasil memenangkan Pemilu 1999 dengan meraih lebih tiga puluh persen suara. Kemenangan PDIP itu menempatkan Mega pada posisi paling patut menjadi presiden dibanding kader partai lainnya. Tetapi ternyata pada SU-MPR 1999, Mega kalah.

Tetapi, posisi kedua tersebut rupanya sebuah tahapan untuk kemudian pada waktunya memantapkan Mega pada posisi sebagai orang nomor satu di negeri ini. Sebab kurang dari dua tahun, tepatnya tanggal 23 Juli 2001 anggota MPR secara aklamasi menempatkan Megawati duduk sebagai Presiden RI ke-5 menggantikan KH Abdurrahman Wahid. Megawati menjadi presiden hingga 20 Oktober 2003. Setelah habis masa jabatannya, Megawati kembali mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan presiden langsung tahun 2004. Namun, beliau gagal untuk kembali menjadi presiden setelah kalah dari Susilo Bambang Yudhoyono yang akhirnya menjadi Presiden RI ke-6. (Dari Berbagai Sumber)